
SEMARANG, KOMPAS.com--Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, upaya untuk mewujudkan kepedulian terhadap kelestarian alam hendaknya jangan hanya sebatas mampu berbicara tentang alam.
"Manusia harus mampu berbicara dengan alam, sehingga tidak hanya mampu berbicara tentang alam," katanya usai melakukan penanaman pohon di Universitas Negeri Semarang (Unnes), Jumat.
Menurut dia, untuk dapat mewujudkan hal tersebut memang diperlukan upaya perubahan yang mendasar terhadap jatidiri masyarakat modern yang saat ini sepertinya telah jauh dengan alam.
"Padahal, upaya untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan sudah menjadi tuntutan dan kebutuhan hidup yang sangat mendesak, seiring terjadinya berbagai kerusakan alam," katanya.
Ia mengatakan, manusia seharusnya menyadari bahwa alam atau lingkungan hidup merupakan investasi masa depan yang sangat berharga bagi kelangsungan hidup generasi mendatang.
"Oleh karena itu, pola pendidikan tentang lingkungan saat ini lebih ditekankan terhadap pengembalian dan penyembuhan hubungan antara manusia dengan alam yang ’retak’," katanya.
Dengan pola pendidikan tentang lingkungan semacam itu, lanjutnya, diharapkan semakin banyak manusia yang menyadari bahwa dirinya menjadi bagian dari totalitas alam semesta.
Ia menilai, eksperimentasi metodologi yang baru dalam memahami alam sepertinya juga perlu dilakukan, misalnya latihan dalam mengamati alam, dialog diam dengan pohon, sungai, dan binatang.
"Barangkali nantinya banyak yang mencibir, namun hasil dari latihan mengamati alam semacam ini akan sangat mengesankan dan dapat membuat orang ’mengalami’ dan ’menyatu’ dengan alam," katanya.
Menurut Sultan, orang yang melakukan tindakan semacam itu akan mengalami kesan mendalam dan mampu berdialog dengan alam melalui caranya masing-masing, bukan sekedar berbicara tentang alam.
"Gerakan penghijauan sebaiknya juga tidak hanya berhenti pada upaya penanaman pohon, namun pelestarian dan pemeliharaan selanjutnya harus tetap diperhatikan," katanya.
Selain itu, Sultan juga mengharapkan agar Unnes nantinya dapat memiliki program studi yang mempelajari tentang lingkungan, untuk melengkapi Unnes yang selama ini dikenal sebagai Universitas Konservasi.
Rektor Unnes, Prof Sudijono Sastroatmodjo mengatakan, pihaknya menyambut baik usulan Sultan terkait pembentukan program studi tentang lingkungan melengkapi cita-cita Unnes mewujudkan Universitas Konservasi.
"Kami sangat menyambut baik dan akan melakukan pengkajian lebih lanjut atas usulan tersebut," kata Rektor. sumber:kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar